Mengawali tulisan ini, penulis ingin mencoba mengulas atas fenomena virus corana yang mengemparkan dunia beberapa hari ini, pertama jika ada kesamaan tema dan kata-kata yang sama pada tulisan ini berarti terdapat sumber yang sama atas kutipan tersebut, kedua penulis memohon maaf bila ada kesamaan kata tapi luput untuk di kutip pada kesempatan ini, ketiga mari sama-sama kita mewaspadai virus tersebut dengan tetap menjaga pola hidup bersih.
Virus Corona saat ini sedang panas dibincangkan dipublik, virus corona atau Wuhan Pneumonia adalah virus baru penyebab penyakit saluran pernafasan akut parah, yang merupakan satu keluarga dengan virus penyebab SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome).
Virus corona pertama kali diidentifikasi berasal dari kota Wuhan, provinsi Hubei, China sejak 31 desember 2019 yang menjangkiti 1.300 orang dan membunuh 41 orang di China, dan menyebar hingga negara lain.Sebagian besar kasus kematian terkonfirmasi baru hanya terjadi di China, namun hingga saat ini virus juga telah terdeteksi di Thailand, Vietnam, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Nepal, Prancis, Amerika Serikat, Australia, dan bahkan di Indonesia.
Pemerintah Cina sendiri mulai memblokir dan memperketat keamanan mobilisasi orang-orang yang keluar masuk Wuhan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus corona sebagai “keadaan darurat di China”, tetapi belum menyatakannya sebagai kegawatan internasional. Virus ini terus menyebar secara global.
Kata “CNN Indonesia”, seorang ilmuwan di John Hopkins Center for Health Security menjalankan simulasi apabila virus Corona mencapai skala pandemi, hasilnya 65 juta orang bisa mati dalam waktu 18 bulan.
Dilansir dari Business Insider, Eric Toner, seorang ilmuwan di Johns Hopkins Center for Health Security, tidak terkejut ketika berita tentang wabah misterius coronavirus di Wuhan, Cina, muncul pada awal Januari. Tiga bulan sebelum wabah melanda, ia telah melakukan simulasi pandemi global yang melibatkan virus Corona.
Ketakutan global terhadap virus korona tumbuh secara eksponensial minggu ini dan simulasi medis baru-baru ini membuktikan mungkin ada alasan yang baik untuk khawatir.
Dilansir dari The Blaze, langkah mitigasi yang harus dilakukan untuk menghadapi virus Corona adalah dengan menciptakan vaksin. Toner mengatakan, ilmuwan perlu bergerak cepat membuat vaksin, yang saat ini sedang dikembangkan.
“Jika kita bisa membuatnya sehingga kita bisa memiliki vaksin dalam beberapa bulan, bukan tahun atau dekade, itu akan menjadi pengubah,” katanya.
virus corona adalah penyakit zoonosis atau yang ditularkan dari hewan ke manusia. Menurut Vincent Munster, ilmuan asal China yang mengindikasikan bahwa virus corona ini adalah virus kelelawar, beda dengan kelompok ilmuwan lainnya yang menyunting Journal of Medical Virology, yang menjelaskan spesies perantara dalam kasus ini diduga adalah kobra China, alasannya, analisis genetik lebih lanjut menunjukkan bahwa blok pembangun genetik virus corona Wuhan sangat mirip dengan ular.
Virus corona, yang penyebarannya dimulai dari hewan ke manusia tersebut kini memiliki nama baru yaitu Novel Coronavirus (2019-nCoV). Hingga saat ini belum bisa dipastikan fatalitas serangan corona virus pada manusia. Daya mematikan corona virus atau virus corona bisa berubah seiring meluasnya serangan virus.
Wabah virus corona menyebabkan kota Wuhan seperti kota mati. Wuhan menjadi asal mula virus ini ditemukan. Tepatnya di pasar tradisional Huanan. Pemerintah membatasi pergerakan masyarakat China, memperhentikan transportasi , 90 persen orang orang disana mengunakan masker operasi, dan mengurangi aktivitas diluar rumah. Tetapi sebagian besar toko masih buka untuk bisnis mereka tetap berjalan.
Di antara manusia, virus corona dapat menular melalui sentuhan atau kontak. Tidak berarti menembus kulit yang utuh, tetapi tangan atau jari yang menyentuh benda-benda tercemar misal meja, pegangan pintu, dan pegangan tangga, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata. Dengan menyentuh sesuatu yang telah tercemar, orang bisa terinfeksi virus corona.
Virus corona juga dapat menular antar manusia misalnya melalui masuknya cairan terinfeksi atau sekresi dari orang terjangkit. Virus itu dapat tersebar melalui melalui batuk atau bersin.
Sesuai dengan informasi yang didapat dari tribun Jambi Pada sabtu 25/1/2020 malam,terdapat pasien dari China yang mengeluh batuk dan pilek, pasien diketahui berasal dari Wuhan, pasien terduga terjangkit virus conora yang di rujuk dari RS. Siloam ke RSUD Raden Mattaher Jambi, Pasien tersebut tengah menjalani pemeriksaan intensif sesuai prosedur yang berlaku dari tim dokter spesialis paru. Sementara, untuk diagnosis apakah pasien ini betul terjangkit virus Corona masih harus menunggu kesimpulan lebih lanjut, (kemungkinan besar pasien negatif virus corona).
Hingga saat ini, belum ada pengobatan atau vaksin yang direkomendasikan untuk mengatasi virus corona. Orang yang terinfeksi 2019-nCoV harus menerima perawatan intensif untuk membantu meringankan gejala virus corona. Jika gejala semakin parah, maka penderita harus segera mengunjungi layanan medis.
Dan Tim dokter telah mempersiapkan alat perlindungan diri lengkap, mulai dari baju astronot, masker N95, sarung tangan dan sepatu boat. Selain itu, pihak rumah sakit mengimbau kepada masyarakat supaya untuk sementara waktu ini tidak berada di area rumah sakit saat diluar jam besuk.
Masyarakat Jambi dihimbau untuk tidak khawatir, tetapi tetap waspada dengan mengetahui gejala klinis yaitu demam, batuk, pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih dan lesu.
Serta melakukan pencegahan dengan sering cuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk dan pilek, konsumsi gizi seimbang perbanyak sayur dan buah, rajin olah raga dan istirahat cukup, jangan mengkomsumsi daging yang tidak dimasak, bila batuk pilek dan sesak nafas segera ke rumah sakit atau puskesmas.
Penulis Adalah: Mahasiswi STIE Syariah Al-Mujaddid, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.