Akhir-akhir ini problematika mengenai pendidikan sangat viral di perbincangkan, baik di media sosial, media cetak, media elektronik, di lingkungan sekolah maupun lingkungan akademisi.
Dari isu-isu penghapusan UN oleh menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sampai pada ide penghapusan materi pelajaran agama di sekolah oleh Setyo Darmono yang viral pada pertengahan tahun 2019 lalu.
Berbagai isu diatas membuat penulis merasa prihatin dan khawatir jika nantinya dari isu pendidikan tersebut dapat berdampak pada undang-undang 1945 tentang mencerdaskan bangsa dan negara, khususnya dalam tujuan pendidikan dalam Islam.
Mungkin perlu adanya pemahaman yang medasar kepada subjek pendidikan (peserta didik dan tenaga pendidik) akan pentingnya proses, tujuan dan target capaian pendidikan tersebut.
Sebab dari subjek pendidikan akan timbul intensitas akan apa yang harus di lakukukan dalam dunia pendidikan dan apa tujuannya di dunia pendidikan serta apa hasil capaianya dari dunia pendidikan.
Mengenai tujuan pendidikan secara umum yaitu merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang ingin diwujudkan kedalam pribadi manusia.
Sedangkan secara mendasar tujuan pendidikan Islam adalah tidak jauh dengan kaidah tujuan diciptakannya manusia, yaitu untuk beribadah kepada Allah dan mengemban tugas sebagai khalifah di bumi. Tujuan untuk beribadah dengan Allah itu disampaikan dalam Al-Qur’an surat Adzariyat ayat 56 sebagai berikut, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Konsep manusia menurut Islam semata-mata untuk mengabdi atau melaksanakan ibadah kepada Allah. Perintah Allah untuk taat dan menyembah Allah adalah sebagai bentuk kasih sayang Allah agar manusia tidak merugi. Oleh karena Allah memerintahkan manusia untuk beriman pada rukun iman dan melaksanakan rukun Islam sebagai tuntunan dasar Islam.
Kemudian tujuan pendidikan Islam yang kedua adalah untuk mengemban tugas sebagai khalifah di bumi. Artinya bahwa manusia itu memiliki beberapa misi didalam hidupnya, seperti menjadi pemimpin dan pengelola di muka bumi, manusia tidak boleh membuat kerusakan dan harus selalu menjaga keutuhan muka bumi. selain itu juga harus menegakkan keadilan sesama manusia, Sehingga menjadikan tatanan muka bumi ini menjadi stabil dan selaras.
Tujuan pendidikan yang paling sederhana adalah memanusiakan manusia atau membantu manusia menjadi manusia. Abdurrahan Saleh Abdullah dalam buku Educational Theory a Qur’anic Outlook, menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam mencakup empat aspek:
- Tujuan jasmani (ahdaf al-Jismiyah), bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah dimuka bumi, melalui pelatihan keterampilan fisik.
- Tujuan rohani dan agama (ahdaf al-ruhaniyah wa ahdaf al-diniyah), bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya kepada Allah semata, dan melaksanakan akhlaq qur’ani yang diteladani oleh Nabi SAW sebagai perwujudan perilaku keagamaan.
- Tujuan intelektual (ahdaf al-‘aqliyah), bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya. Tahapan pendidikan inteletual ini adalah:
- Pencapaian kebenaran ilmiah
- Pencapaian kebenaran empiris
- Pencapaian kebenaran metaempiris, atau lebih tepatnya kebenaran filosofis.
- Tujuan sosial (ahdaf al-ijtima’iyyah), bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka pembentukan kepribadian yang utuh, yang menjadi bagian dari komunitas sosial. Dan menjadi pribadi yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.
Dari pembahasan di atas menunjukan bahwa tujuan pendidikan tidak lain hanya untuk ibadah mengabdikan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu ALLAH SWT melalui integrasi berbagai aspek jasmani, rohani, intelektual dan sosial dalam menciptakan keluhuran di dalam pribadi manusia. Wallahu a’lam bishowab.
Penulis adalah Dosen STIES Al-Mujaddid Tanjung Jabung Timur
🙏🙏🙏