Transformasi Pendidikan Pasca Covid-19 dan Kendala Implementasi Teknologi Informasi di Indonesia

Transformasi Pendidikan Pasca Covid-19 dan Kendala Implementasi Teknologi Informasi di Indonesia

Pendidikan

Oleh : Alwi Hilir, S. Kom, M. Pd

Fenomena perkembangan teknologi informasi juga membawaperubahan besar dalam kegiatan ilmiah. Pertama, terjadinyakonvergensi aktifitas antara saintis yang bergulat dalam ranah teoritisdengan teknolog yang bekerja di ranah praksis. Kedua, tumbuhnyalembaga atau institusi riset yang mengkhususkan diri dalam melakukan penelitian dan pengembangan. Ketiga, tumbuhnya sinergi antara lembaga keilmuan dengan industri untuk memproduksi produk canggih berbasis komputer.

Karena kemampuannya yang canggih,efisien, efektif, dan nilai inovasinya yang berbobot pengetahuan, makamanfaat yang ditimbulkannya juga sangat luar biasa. Kecenderungan perubahan teknologi terhadap teknologi pendidikan memiliki pengaruh terhadap dunia pendidikan utamanya dalam proses pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik sekaligus dapat memberikan variasi pembelajaranyang dapat meningkatkan minat belajar dan pengalaman belajar peserta didik.Tren yang menjadi isu tersebut adalah sebagai berikut:

Tuntutan Peningkatan Sarana Teknologi:

Perkembangan teknologi elektronika menuntut lembaga pendidikan untuk bersaing meningkatkan sarana-prasarana teknologi mereka.Tuntutan pengadaan infrastruktur tersebut pada mulanya dilakukan untuk melakukan pekerjaan dalam bidang administrasi, baik oleh pengelola maupun bagi guru.

Dalam perkembangan selanjutnya tuntutan itu sendiri telah berubah selama dekade terakhir, dari fokus pada hanya memfasilitasi tugas-tugas administrasi menjadi kebutuhan/alat dalam memfasilitasi pembelajaran. Dibeberapa lembaga pendidikan bahkan telah mengusahakan perluasan konektivitas untuk mencari bandwidth yang cukup untuk menjalankan aplikasi yanglebih kompleks di kelas, seperti audio – video streaming Blended Learning: 

Blended learning adalah metode pembelajaran yang memadukan pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis. Perpaduan antara training konvensional di mana trainer  dan trainee bertemu langsung dengan training online yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja.

Adapun bentuk lain dari blended learning  adalah pertemuan virtual antara trainer dengan trainee. Mereka mungkin saja berada di dua tempat berbeda, namun bisa saling memberi feedback, bertanya, atau menjawab.

Semuanya dilakukan secara real time. Sebagian menyebutnya dengan long distance instructed learning, yang lain menyebutnya virtual instructor led training yang dipandu oleh instruktur betulan secara virtual karena antara peserta dan instruktur berada ditempat yang berbeda. Apapun namanya, model pembelajaran ini memanfaatkan teknologi IT lewat media video conference, phone conference, atau chatting online

Distance Learning :

berbeda dengan blanded learning, distance learning adalah pembelajaran yang dilakukan padabanyak lokasi dengan pusat instruksi dari satu tempat. Distancelearning dapat berupa pembelajaran dengan pengiriman pelajaran melalui satelit ke banyak lokasi, sedangkan blandedlearning merupakan gabungan dari pembelajaran tatap-muka dikelas, dan banyak lokasi pada waktu yang sama dan berbeda,maupun lokasi di mana saja dan waktu kapan saja.

Dengan trenkemajuan teknologi, pembelajaran jarak jauh menjadi lebihdiakui untuk potensialnya dalam memberikan perhatian individual dan komunikasi dengan peserta didik yang banyak Ubiquitous Learning:

adalah model interaksi antar komputer dengan manusia di mana pemrosesan komputer telah diintegrasikan sepenuhnya ke dalam kegiatan sehari-hari, dan juga diintegrasikan ke dalam obyek yang secara interaksi telahdilakukan. Sebuah Lingkungan Belajar Ubiquitous memungkinkan belajar setiap saat, di setiap tempat.

Ubiquitous learning dapat dianggap sebagai hype baru dalam dunia informasi dan komunikasi. Hal ini biasanya terkait dengan sejumlah besar perangkat elektronik kecil (komputer kecil) yangmemiliki perhitungan dan kemampuan komunikasi seperti smart  phone,contactless smart card terminal genggam, danperalatan komunikasi elektronik lainnya yang digunakan dalamkehidupan kita sehari-hari platform digital

Sejumlah perusahaan bidang teknologi sukarela mendukung pendidikan nasional dengan memastikan para siswa terdampak covid-19 bisa terus belajar. Para siswa di sejumlah daerah terpaksa diminta diliburkan dari sekolahnya demi mencegah penyebaran wabah virus yang telah menginfeksi lebih dari 140 ribu orang di dunia, termasuk Indonesia, Sejumlah pemilik platform itu disebutkannya adalah Google Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper, Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius. Rumah Belajar.

Dengan adanya platform digital ini sangat membantu para siswa dan guru di Indonesia untuk dapat melanjutkan pembelajaran di luar sekolah melalui G Suite for Education. Ini adalah platform atau alat pembelajaran kolaboratif antara guru dan siswa yang tersedia gratis dari Google.

Sekolah dapat menggunakan hangouts meet, alat konferensi video yang tersedia untuk seluruh pengguna G Suite, dan Google Classroom, untuk mengikuti kelas dan melanjutkan pembelajaran jarak jauh dari rumah selama pedemik covid19.

KENDALA IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI

perkembangan teknologi informasi dalam dunia pendidikan diperkirakan akan terus berlanjut dan menjadi proses pendidikan formal seperti yang dipraktekkan di sebagian besar negara maju. Di Indonesia, implementasi dalam dunia pendidikan tidak semudah membalikkan telapak tangan, ada beberapa kendala dalam penerapan atau Implementasinya.

Kondisi pemanfaatanTeknologi Informasi dalam bidang pendidikan pada saat ini, baru memasuki tahap mempelajari kemungkinan untuk pengembangandan penerapan Teknologi Informasi tersebut. Secara teori, terdapat banyak manfaat dan kemudahan yang dapat dirasakan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi. Namun dalam kondisi nyata pemanfaatannya masih belum optimal. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa kendala.

Kendala tersebut antara lain adalah kemampuan tingkat manajerial di pemerintah yang sebagian besar tidak memiliki basis teknologi informasi, sehingga banyak sekali pekerjaan yang lebih efisien dengan penerapan teknologi informasi tidak dilirik atau bahkan dihindari penerapannya. Kendala lain yang lebih nyata adalah, tidak terdapat komitmen yang kuat dari pemerintah yang mengakibatkan kacaunya penerapan teknologi informasi di lingkungan pendidikan. Kalaupun institusi pendidikan ditekan untuk memanfaatkan teknologi informasi, biasanya Kepala atau Pimpinan institusinya tidak mengetahui dengan persis apa yang harus mereka lakukan.

Alasan klise yang selalu terdengar adalah terlalu luasnya wilayah Indonesia, sehingga penerapannya belum merata. Masih banyak sekolah yang yang belum memadai untuk penerapan.

Bagaimana mungkin sebuah sekolah akan menerapkan pembelajaran dengan media IT, jika masalah penyediaan komputer saja masih belum dapat diatasi, atau bahkan disekolah tersebut belum memiliki  jaringan listrik.Keterbatasan biaya dan tenaga operasional juga menjadi kendala.

Untuk bisa memanfaatkan Teknologi Informasi tentu perluadanya tenaga khusus yang mengelola media tersebut, karenatidak setiap guru mampu mengoperasikan media IT. Untuk sekolahyang mempunyai kemampuan baik tenaga maupun biaya tentutidak akan menjadi masalah, namun bagi sekolah yang

miskin dan tenaga gurunya pas-pasan, kondisi ini merupakan masalah baru yang sulit diatasi.Kendala implementasi Teknologi informasi dalam dunia pendidikan disimpukan.

Pertama Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana Teknologi Informasi yang dimiliki lembaga pendidikan, disamping belum, meratanya akses teknologi di setiap lembaga pendidikan diIndonesia.

Kedua  Akses Internet belum merata dan masih relative mahal di beberapa tempat. Meskipun trend yang ada adalah akses internet mulai meyebar dengan harga yang mulai murah, namun pada kenyataannya masih banyak tempat di Indonesia yang belum memeiliki saluran telepon.

Tiga. Kurangnya materi pembelajaran yang lengkap dalam bahasa Indonesia, sehingga dibutuhkan kemampuan bahasa Inggris bagi mereka yang hendak mengakses dengn memanfaatkan media dari luar.

Keempat Biaya pengembangan dan pengadaan berkaitan dengan infrastruktur teknologi informasi belum disediakan secara maksimal oleh pemerintah.

Penulis adalah alumni pascasarjana magister pendidikan agama islam  universitas islam 45 bekasi dan kepala departemen riset inovasi pendidikan international research education foundation.

 

4.2 5 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments