Sejarah

Sejarah Masuknya Islam di Nusantara (Bagian 1)

Sejarah
Oleh: Wandi
Oleh: Wandi

Sejarah masuknya Islam di nusantara adalah sebuah proses yang panjang. Sejak zaman itu pula bangsa di nusantara terkenal dengan bangsa yang ramah jangan suka berinteraksi dengan negara lain.

Kita ketahui kontak dengan bangsa lain pada saat itu adalah suatu keniscayaan, dikarenakan para nenek moyang kita terkenal dengan hobi berdagang.

Jalur utama penyebaran Islam di nusantara seperti yang sering kita baca dari berbagai sumber adalah melalui jaringan perdagangan.

Akan tetapi jalur perdagangan adalah bukan satu-satunya faktor penentu penyebaran Islam di wilayah ini. Ada jalur perkawinan, jalur dakwah, jalur pendidikan dan jalur kesenian.

Jalur perkawinan biasanya dilakukan oleh para pedagang Islam yang tinggal di kota-kota lepas pantai dan membentuk perkampungan-perkampungan untuk menunggu angin musim.

Pada saat inilah, beberapa pedagang tersebut melakukan pernikahan dengan wanita pribumi. Dan kemudian dari Hasil perkawinan tersebut warga pribumi akhirnya memeluk agama Islam.

Perlu diketahui proses masuknya Islam di Nuasantara di setiap daerah adalah berbeda-beda. Tetapi, sesuai kesepakatan para sejawan bahwa Islam pertama kali masuk ke Nusantara melalui laut pulau Sumatera.

Meski telah terjadi kesepakatan tentang tempat asal mula penyebaran Islam dimulai, akan tetapi proses awal penyebaran agama Islam di Kepulauan Nusantara menimbulkan beberapa perbedaan pendapat dikalangan ahli sejarah.

Hal ini terjadi karena belum adanya kesatuan pendapat antara para ahli sejarah mengenai proses awal penyebaran Islam di nusantara yang dilandaskan atas bukti-bukti sejarah adanya masyarakat Islam, dan kedatangan para pedagang Islam ke Indonesia.

Di dalam beberapa buku tentang sejarah masuknya Islam di nusantara dapat saja dengan mudah kita temukan tentang pendapat-pendapat mengenai proses Islamisasi di nusantara yang terbagi ke dalam empat teori:

  1. Teori Gujarat

Menurut para sarjana-sarjana Belanda mengatakan bahwa Islam masuk ke kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 atau abad ke-7 Hijriyah.

 

Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India bagian barat, berdekatan dengan laut Arab.

Sedangkan, J. Pijnapel kemudian didukung oleh C. Snouck Hurgrobye dan J.P Mouguetta (1912) berpendapat berdasarkan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjag 831 H atau 1297 M di Pasai, Aceh.

Menurut pada batu nisan di Pasai dan makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat di Kumbay, Gujarat.

Moquetta kemudian berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat.

  1. Teori Persia

Menurut Hoesein Djajaningrat, mengatakan bahwa Islam yang masuk ke nusantara berasal dari Persia atau Iran sekarang. Pernyataan tersebut didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat parsi dan Indonesia.

Tradisi tersebut antara lain tradisi 10 Muharram atau as-syura sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, dan tradisi tabot di Pariaman Sumatera Barat dan Bengkulu.

  1. Teori Mekkah

Teori Mekkah mengatakan bahwa proses masuknya Islam adalah langsung dari Mekkah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Masehi.

Tokoh yang memperkenalkan Teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau Buya Hamka, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka mengemukakan bahwa Islam berasal dari tanah kelahiran Arab atau Mesir. (Poerdiepew)

  1. Teori China

Teori yang satu ini mengemukakan bahwa Islam masuk ke nusantara dari penyebaran kaum muslim Cina. Pedagang muslim Cina datang dan menetap Nusantara melalui Palembang yang di abad ke-19.

Sementara itu, terjadi pernikahan antara pedagang Cina dan warga setempat. Hingga Raja Brawijaya V dengan seseorang perempuan Cina terjadi perkawinan. Mereka melahirkan anak bernama Jin Bun atau yang sering dikenal dengan Raden Patah titik Ia merupakan raja pertama Kesultanan Demak (AYA).

Pada akhirnya sejarah masuknya Islam di Nusantara adalah peristiwa masa lampau yang benar adanya karena terbukti Islam tumbuh besar disini. Penulis ingin katakan disini bahwa kekayaan itu harus dijaga dan di rawat.

Perpaduan Islam dengan budaya lokal nusantara menjadi ciri khas dan khazanah tersendiri bagi negeri ini. Dan ini menjadi sebuah kekayaan tersendiri bagi negeri ini, patut kiranya kita sebagai warga negara yang baik untuk menjaga dan merawat tradisi keagamaan tersebut.

 

Penulis Adalah, Alumni Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam di UIN Suka, Yogyakarta. Pendiri Komunitas Menulis Al-Mujaddid, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments