Parno Corona

Parno Corona

Cerpen
Oleh : Titin Suarni

Hati ibu mana yang tidak teriris. Mendengar kabar anak bujangnya sedang meringis. Sendiri di tempat kostnya sambil menagis. Lalu sanggupkah aku tetap menulis?

Air mata terus mengalir dari pipi yang mulai tirus ini. Sejak hari pertama anakku sampai di jakarta untuk melaksanakan PLI, progam magang bagi mahasiswa semester empat dari kampus tempat anakku menuntut ilmu di jurusan manajemen perhotelan fakultas pariwisata universitaa negeri padang.

Sejak dua minggu yang lalu.

Hatiku tidak tenang. Makan tidak enak. Tidur tidak nyenyak. Sehingga berat badanku mulai berkurang.

Untuk hal yang satu ini sebenarnya perlu disyukuri. Tidak harus berjuang diet. Mengurangi makan.

Salah satu hal yang paling sulit adalah mengurangi makan, apalagi makanan kesukaan yang berbau goreng menggoreng dan berlemak.

Bukankah itu makanan yang enak? Jarang orang yang bener-bener lolos ujian, kalau tidak niat dietnya setinggi gunung.

Sejak diumumkan oleh Bapak Presiden bahwa di indonesia sudah ada dua orang positif virus corona, yang lebih dikenal dengan nama bekennya covid 19. Lebih tepatnya di daerah Depok.

Setiap hari berita di televisi melaporkan perkembangan terkini dari covid 19.

Tidak puas dengan berita yang ditayangkan televisi, berita -berita on linepun tak luput dari perhatian ku.

Baru terbilang hari bahkan jam pertambahan positif corona covid 19 terus bertambah. Bahkan kabar terakhir sudah ada yang meninggal dunia.  Baik dari warga negara asing dan warga negara indonesia.

Penyebarannya sungguh sangat cepat. Di Solo sudah beratatus KLB.

Berita di televisi dan on line berseliweran, berita di media sosial dan grup whatsapp semakin membuat nyali menciut.

Timbul berbagai reaksi masyarakat yang panik.

Hampir setiap saat aku bertanya dan mengecek keadaan anakku. Dia selalu saja bisa membesarkan hatiku,  dengan mengatakan kondisinya aman-aman dan baik-baik saja.

Hati ibu mana yang bisa dibohongi, dua hari handphonenya tidak aktif.

Setelah aktif kembali ketika ditanya katanya hp ngedrop lupa tidak dicas. Setelah didesak baru dia mau bicara, bahwa dua hari kemaren meriang dan mengurung diri di kost, hari ketiga baru mulai masuk kerja kembali karena merasa sudah mulai membaik.

Dengan santainya dia berkata.

“Tinggal batuknya bu. Demamnya sudah hilang. Ibu jangan terlalu kawatir semua akan baik-baik saja. Yang terpenting ibu tetap berdoa”.

Guprak…

Aku mau pingsan.

“Jadi kamu demam karena batuk? Bukan masuk angin seperti biasa?”

Kalau bukan karena ketermashuran si covid 19. Mendengar sakit batuk menjadi hal biasa.

Pertanyaan memberondong masih saja terus meluncur dari bibirku. Apalagi pemerintah mengumumkan bahwa belajar, bekerja dan ibadah di lakukan di rumah.

OMG…

Ini pertanda bahaya. Aku langsung mencari infomasi ke pihak kampus. Meminta  pihak kampus menarik mahasiswa dari tempat magang untuk dipulangkan ke rumah masing-masing.

Prosedur tidak segampang itu. Aku semakin galau. Sudah seperti robot berjalan. Termenung sendiri. Kebingungan sendiri. Tidak tau apa yang harus diperbuat.

Efek dari si tenar covid 19. Membuatku jadi paranoid. Ketakutan yang berlebihan. Tidak berani keluar rumah kalau tidak penting sekali. Tidak berani menghadiri undangan hajatan. Bahkan ada tetangga yang meninggalpun tidak berani takziah. Malah aku curiga jika meninggalnya karena si covid 19.

“Alamaaakkk…”

“Sampai kapan situasi seperti ini?”

“Wahai corona. Cepatlah berlalu dari negeri ini”.

“Sebentar lagi bulan Ramadhan menjelang. Masih bisakah kita menjalani ibadah dengan tenang dan khusuk”.

“Ini semua adalah ujian, ujian dari Sang Maha Kuasa kepada hamba-hambaNya yang beriman. Tidak akan naik kelas kalau tidak ada ujian”.

Seperti anak-anak sekolah tidak anak naik ke jenjang berikutnya sebelum lulus ujian.

‘Ya Allah…”

“Berilah kami kekuatan. Sehingga kami mampu melewati ujian ini dengan baik. Dalam kondisi tetap bersyukur. Bukan kufur nikmat”.

Hal baik dan hal buruk, datangnya dari Allah SWT. Dan kembalinyapun juga kepada Allah SWT. Jadikanlah hati kami nurut dan patuh dalam pengaturan terbaik menurut-MU  Ya Allah ….

***

Besok pagi pihak kampus baru akan rapat dan megumumkan keputusan yang diambil dalam menyikapi kejadian wabah penyakit corona covid 19.

Semoga anak ku demam bukan karena terpapar virus corona. Semoga kita semua dalam keadaan sehat wal afiat sampai wajah penyakit ini berlalu. Semoga kita semua bisa kembali beraktifitas dengan nyaman tanpa was-was dan keraguan.


Penulis Adalah, Guru SMA Kota Metro

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments