Muhammad Alfatih : Sultan Cilik Sang Penakluk yang diramalkan

Tanggal 30 Maret 1432 H merupakan hari bersejarah bagi Kerajaan Utsmani, dan kabar bahagia bagi sultan Murad II atas kelahiran putranya yang di beri nama Muhammad II/Mehmed II bin Murad II. Muhammad Alfatih tumbuh menjadi anak yang cerdas. Sultan Murad II ayahnya memberikan guru dan pendidikan terbaik bagi sang putra, ia dididik oleh para ulama pilihan dianataranya bernama Syaikh Aaq Syamsuddin dan Syaikh Ahmad Al-kurani. Setiap hari ia belajar dengan giat, Muhammad Alfatih hapal alquran pada usia 8 tahun, pada usia 16 tahun ia menguasai 8 Bahasa asing , ilmu politik hingga strategi berperang.

Sultan Mehmed II atau yang lebih masyhur dengan nama Muhammad Alfatih adalah sultan ketujuh kerajaan usmaniyah, saat menaiki singgasana usia Muhammad Alfatih berusia 12 setengah Tahun, penguasa termuda pada saat itu. Alfatih menjadi sultan setelah menggantikan ayahnya Sultan Murad II. Dia memerintah selama 30 Tahun.

Salah satu prestasi terbesar sultan Mehmed II hingga tercatat sebagai Sejarah dunia adalah penaklukan konstitinopel. Belum genap 22 tahun ia bisa menaklukan kota Konstinopel yang sekarang kita kenal dengan nama Istanbul. Bahkan keberhasilan tersebut telah disebutkan oleh Nabi Muhhammad saw dalam sebuah Hadist:

“Sungguh, Konstantinopel benar-benar akan ditaklukan oleh seorang alki-laki. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya”

Lantas bagaimana cara beliau menaklukan konstantinopel, apa strategi yang ia gunakan, simak penjelasan berikut:

Byzantium: Kekaisaran yang takluk oleh sultan cilik

Byzantium atau Kerajaan Romawi merupakan sebuah Kerajaan besar yang berpusat di Konstantinopel berdiri lebih dari 1.000 Tahun ( 330 M – 1453 M). Kekaisaran Byizantium mencapai puncak kejayaan pada tahun 527 M di bawah kepemimpinan Justinian I. Daerah kekuasaannya hampir meliputi seluruh pesisir Laut Tengah. Kekaisaran Byzantium memiliki peran penting dalam penyebaran agama Kristen dalam daerah kekuasaannya. Kekaisaran Byzantium hampir runtuh dan berakhir masa kejayaannya pada saat perang salib keempat, pada saat armada laut Venesia merebut dan menjarah Konstantinopel pada tahun 1204.

Penaklukan Konstinopel

Konstantinopel merupakan salah satu kota terpenting di dunia. Kota ini dibangun oleh seorang raja Byzantium pada tahun 330 M. Pada tahun 285 M Konstantinopel menjadi ibukota Kerajaan Romawi Timur. Kota ini memiliki dinding-dinding kokoh yang terkenal sebagai dinding pertahanan Kerajaan Romawi Timur, terbukti berabad-abad lamanya dinding-dinding tersebut menjadi simbol kekuatan Romawi Timur. Hingga suata hari datang seoarang sultan bernama Alfatih, yang mampu menaklukannya.

Usaha penaklukan kota Konstantinopel tidak hanya dilakukan oleh Muhammad Alfatih, pada masa Dinasti Umayyah usaha untuk menaklukan Konstantinopel juga pernah dilakukan, bahkan penyerangan tersebut termasuk salah serangan terbesar yang dilakukan pada masa pemerintahan Sulaiman bin Abdul Malik (98 H). Usaha-usaha penaklukan Konstantinopel terus dilakukan, bahkan pada masa kekhalifahan Abbasiyah jihad untuk menaklukan Konstantinopel sangat intensif dilakukan, tapi serangan-serangan tersebut tidak pernah sampai menembus dinding pertahanan kota Konstantinopel. Konstantinopel takluk ditangan Alfatih dalam waktu 54 Hari dengan berbagai taktik dan strategi yang cerdas.

Starategi Alfatih dalam Menaklukan Konstantinopel

Alfatih menyiapkan dan mengerahkan segenap kekuatan dan strategi untuk menaklukan Konstantinopel. Salah satu usaha yang beliau lakukan adalah mengumpulkan 7000 pasukan elit yang kemudian dilatih secara terpadu sejak mereka kecil. Pasukan elit ini bernama Royal Janissaries “Inkisaria”. Selain memperhatiakn aspek lahiriah pasukannya sultan Muhammad II juga menanamkan roh jihad pada mereka, mengingatkan pujian Rasulullah terhadap pasukan penakluk Konstantinopel “ sebaik-baik pasukan adalah pasukannya.

Salah satu cara yang digunakan oleh Muhammad Alfatih adalah membangun benteng pertahanan terletak di sisi daratan Eropa, di selat Bhosporus. Benteng tersebut berhadapan dengan benteng yang dibangun oleh sultan Bayazid yang terletak di sisi Asia. Keberdaan dua benteng yang saling berhadapan ini adalah untung mengontrol penyerangan dari arah Timur selat Bhosporus menju sisi Barat. Selain itu, meriam-meriam tentara Utsmani dapat mencegah kapal-kapal yang menuju Konstantinopel, apabila mereka datang untuk membantu Konstantinopel.

Setelah pembanguan benteng pertahanan Kerajaan Utsamani, permaslahan selanjutnya muncul. Konstantinopel memiliki tembok yang kokoh, tembok tersebut tidak pernah bisa diruntuhkan selama 1123 tahun. Tembok ini menjadi saksi sejarah kebesaran kekaisaran Byzantium yang dibangun oleh kaisar Constantine pada abad ke-3. Tembok ini berdiri setinggi 18 Meter dan terdiri dari 3 lapisan, lapisan pertama adalah parit lebarnya sekitar 20 meter dan memiliki kedalaman 10 meter. Pertahanan ini tidak mungkin diserang secara langsung. Ditengah kebimbangan Muhammad Alfatih, datang seorang laki-laki bernama Orban, ia merupakan ahli senjata berkebangsaan  Hongaria. Maka atas perintah Alfatih ia membuat Meriam, senjata yang digunakan pasukan Usmani untuk menyerang Kosntantinopel.

Pada tanggal 6 April 1453 setelah melaksanakan sholat Muhammad Alfatih mulai menggencarkan serangan terhadap Konstantinopel melalui 3 arah. Sebelah selatan diserang melalui laut Marmara, sebelah Timur masuk lewat teluk Tanduk Emas, sebelah Barat menyerang lewat tembok Konstantinopel yang panjangbya saja sampai 7,5 KM. Serangan pertama yang dilakukan oleh Muhammad Alfatih dan pasukannya kalah oleh pasukan laut Konstantinopel, 400 kapal Alfatih dimusnahkan hanya dengan 27 kapal milik armada laut Konstantinopel.

Setelah kekalahan yang dialami oleh pasukan Usmani, muncul ide cerdas dari seorang Alfatih yakni memindahkan kapal-kapal ke Tanduk Emas melalaui bukit Galata. Sebuah ide gila yang membawa kemenangan. Selanjutnya pada tanggal 22 April 1453 mulailah kapal-kapal pasukan Alfatih melewati bukit Galata yang tingginya mencapai 60 Meter, pada waktu satu malam 72 kapal berpindah tempat dari selat Bhosporus ke Teluk Tanduk Emas. Orang-orang Romawi terkejut melihat kapal-kapal pasukan Alfatih telah sampai di Tanduk Emas.

Pada tanggal 29 Mei 1453 teriakan-teriakan kemenagan dan suara-suara takbir dari pasukan Usmani bergema di bawah langit Konstantinoprel. Setelah penaklukan Konstantinopel dan berakhirnya kekaisaran Byzantium Romawi hal pertama yang dilakukan oleh Alfatih adalah mengubah fungsi Agya Shopia menjadi Masjid yang awalnya adalah sebuah gereja. Ashar tanggal 29 Mei 1453 adzan pertama dikumandangkan di Agya Shopiya.

Misnawati