Indonesia sebagai bangsa yang besar memiliki potensi kekayaan alam yang luar biasa. sejak pendiri bangsa ini memplokamirkan kemerdekaanya sudah mengambil kebijakan ekonomi untuk dapat mengolah SDA dan membentuk kemandirian bangsa dari semua sektor. akan tetapi dalam kurun waktu 76 setelah kemerdekaan bangsa ini semakin larut dalam pusaran word economic global.
Disisi lain bagus untuk mempercepat pembangunan SDM maupun Infrastruktur akan tetapi disisi lain menyisihkan persoalan semakin kesini bangsa yang besar ini semakin lebur identitas kemandirian ekonomi. tahun 2020 bangsa Indonesia mulai melihatkan Kecendereungan kecendrungan dalam arah ekonominya. Diantaranya paket ekonomi mulai dari kebijakan percepatan dalam investasi sampai menimbulkan matinya ekonomi menegah kebawah.
Jelas hal saat ini menjurus kepada arah new-kapitalis. karena semakin digenjotnya rumusan percepatan investasi otomatis disitu persaingan ekonomi secara global semakin terbuka lebar dan usaha usaha kemandirian kecil semakin tidak bisa berkembang.
Apabila ditinjau dari sektor agama kapiltalisasi ekonomi membawa dampak yang begitu besar. Effort puritarianisme dalam beragama semakin kesini semakin mejadi jadi. misal melencengnya pemahaman agama yang tidak menggabungkan teks dan konteks.
Secara mendasar bahwa asal mulanya kapitalis ekonomi akan melahirkan pola pikir masyarakat cenderung kearah material sedangkan materialistik akan menimbulkan pengasingan seorang individu masyarakat, kemudian bentuk dari pengasingan ini akan memuculkan pengisolasian diri yang mana masyarakat mulai terdesak dan terancam karena tuntutan kebutuhan hidup yang semakin berat dan pada ahirnya untuk counter dari dahsayatnya kompetitor ini masyarakat akan mengalami sebuah kencederungan untuk kembali kepada identitas asal meraka. baik identitas agama, identitas suku dan lain sebagainya.
Maka dari menguatnya identitas asal tersebut akan muncul dimana komunal radikal di tengah kehidupan masyarakat saat ini akan semakin berkembang. jadi kalau flasback dalam kurun dekade ini begitu banyaknya masyarakat yang cenderung kembali kepada identitas asal dan lahir sebuah faham yang radiks, hal ini dikarenakan masyarakat mempunyai tujuan untuk mengamankan dirinya dari gempitan kapitalisasi tersebut. wajar hal ini terjadi saat ini dan begitu membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
Kemudian apa yang menjadi solusi untuk mengatasi paham dimana kecenderungan masyarakat saat ini lebih ke arah puritanisme atau radikalisme. yang perlu digaris bawahi adalah perkembangan radikalisme tersebut harus di tangani secara holistik. tidak bisa cuman dicounter melalui pendekatan keamanan. ketika pendekatan keamanan ini menjadi solusi kebijakan maka strukturalisasi masyarakat faham tersebut akan menjadi jargon perjuangan dalam berkehidupan.
Maka sederhananya tidak bisa masalah radikalisme ini diselesaikan dengan pendekatan keamanan saja melainkan pendekatan sistem ekonomi direkontruksi menuju kearah yang lebih humanis atau diatur ulang agar arah ekonomi kita bisa memperkuat kemandirian dan juga memberikan ruang besar bagi tumbuh kembangnya usaha kemandirian masyarakat.
Penulis adalah Alumni IAIN Salatiga, Pegiat dan Pengamat Isu-Isu Sosial