Indonesiaku,
Kami bangga dari perutmu dilahirkan
Di atas tanahmu kami dibesarkan
Pun di atas tanahmu kelak kami dikuburkan
Tempat pusara ditancapkan saat tiba waktu yang ditentukan
Indonesiaku,
Engkau bukanlah bangsa picisan[1]
Yang lahir dan terbebas dari penjajahan bukan karena belas kasihan
Tapi melalui perjuangan dengan sejuta pengorbanan
Hingga titik darah penghabisan karena harga diri yang harus dipertahankan
Indonesiaku,
Setengah abad lebih engkau terbebas dari belenggup penjajahan
Berjuta prestasi oleh anak bangsa telah ditorehkan
Ratusan ilmuwan telah engkau persembahkan
Mulai dari B.J. Habibie hingga Dr. Terawan
Indonesiaku,
Sejumlah pahlawan telah engkau lahirkan
Dari Cut Nyak Dien hingga D.I. Panjaitan
Sejumlah atlet telah engkau jadikan kebanggaan
Dari Bambang Pamungkas hingga Muhammad Ahsan
Indonesiaku,
Engkau hari ini menanggung tidak sedikit penderitaan akibat ulah tanpa perhitungan
Engkau pasti bersedih tidak terkirakan
Akibat beban hutang yang semakin tidak terbayarkan
Semua tidak terbantahkan karena didukung fakta menguatkan
Hari ini, Merah Putih terkoyak,
Berbagai perisitiwa terus disuguhkan
Korupsi menjadi rutinitas harian di setiap lini kehidupan
Pelakunya tikus-tukus berdasi yang bebas berkeliaran
Lari membawa kabur aset tanpa rasa iba dan penyesalan
Hari ini, Merah Putih terkoyak,
Akhlak generasi muda penerus bangsa semakin mengkhawatirkan
Tawuran dan perkelahian menjadi ajang adu kekuatan
Siswa menganiaya guru menjadi kebanggaan
Guru membela diri semua pihak menyalahkan
Hari ini, Merah Putih terkoyak,
Yang kaya hidup semakin berlebihan
Yang miskin semakin memprihatinkan
Seolah bukan sebuah kewajiban untuk membantu yang membutuhkan
Tapi itulah kenyataan yang kita saksikan
Hari ini, Merah Putih terkoyak,
Kebakaran hutan menjadi fenomena tahunan
Yang datang menyisakan duka menyedihkan
Akibat ulah oknum berbalut keserakahan
Sampai kapan kami harus bertahan
Hari ini, Merah Putih terkoyak,
Ketika musim kemarau berganti musim hujan
Banjir pun datang menjadi tak terelakkan
Sudah menjadi langganan tahunan
Abikat hutan ditebang dan dibakar tanpa perhitungan
Hari ini, Merah Putih terkoyak,
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan mulai tergoyahkan
Persatuan dan kesatuan dinomorduakan
Kepentingan pribadi dan golongan didahulukan
Karena membawa keuntungan
Hari ini, Merah Putih terkoyak,
Konflik berdarah sesama anak bangsa tak terhindarkan
Pemicunya hal sepele yang tak perlu dibesar-besarkan
Korban berakhir dengan bergelimpangan
Menyisakan pilu tak berkesudahan
Hari ini, Merah Putih terkoyak,
Harga kebutuhan pokok setiap saat mengalami kenaikan
Seolah tanpa perhatian
Komoditas pertanian merosot menyisakan pilu menyesakkan
Laksana negeri tak bertuan
Hari ini, Merah Putih terkoyak,
Narkotika menjadi konsumsi anak bangsa yang mematikan
Membuat penggunanya menjadi ketagihan
Yang berasal dari semua kalangan
Tanpa memandang status dan kedudukan
Hari ini, Merah Putih terkoyak,
Pemimipin adil menjadi barang langka yang sulit ditemukan
Mereka datang sesaat sebelum pemilihan
Dengan membawa sedikit bantuan
Dibumbui dengan aroma pencitraan
Hari ini, Merah Putih terkoyak,
Mencari sesuap nasi begitu menyusahkan
Jutaan tenaga kerja mengadu nasib ke negeri seberang demi pundi-pundi rupiah menjanjikan
Harga diri tak lagi mereka hiraukan
Dengan harapan kelak hidup serba berkecukupan
Hari ini, Merah Putih terkoyak,
Beban berat anak negeri menanggung sejumlah penderitaan
Kenaikan sejumlah iuran yang terus diwacanakan
Tanpa menghiraukan jeritan berkepanjangan
Menjadikan tidur tidak nyenyak sepanjang malam seperti yang diimpikan
Esok, Merah Putih tidak boleh lagi terkoyak
Indonesiaku tak boleh lagi bermuram durja yang berkepanjangan
Indonesia harus bangkit dari keterpurukan
Kami rindu menjadi macan dunia yang membanggakan
Itulah yang kami harapkan
Esok, Merah Putih tidak boleh lagi terkoyak
Bangsa ini harus bangkit dari keterpurukan
Bangsa ini tidak boleh menjadi penonton sebuah pertandingan
Melainkan sebagai pemain dan pulang membawa kemenangan
Itulah yang kami harapkan
Esok, Merah Putih tidak boleh lagi terkoyak
Bangsa ini jangan menjadi bangsa terlupakan
Dengan rekam jejak yang terabaikan
Tapi menjadi bangsa yang diperhitungkan
Itulah yang kami harapkan
Esok, Merah Putih tidak boleh lagi terkoyak
Merah Putih harus kembali berkibar di setiap sudut negeri hingga daerah perbatasan
Dari Uzbekistan hingga Afrika Selatan
Bukan hanya di kantor kedutaan atau karena memperingati hari kemerdekaan Tapi karena prestasi membanggakan
Nipah Panjang, 04 Desember 2012
[1] Picisan diartikan sebagai “sesuatu yang memiliki mutu buruk/dibuat dengan kualitas rendah”
waww