“Berharap boleh, namun berkacalah pada pengalaman yang ada, jangan sampai jatuh untuk kesekian kali.”
Jambi, 10 April 2020
Golden Tiket alias “Tiket Emas” bisa didapatkan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Tidak dapat dipungkiri mendapatkan Golden Tiket adalah sesuatu hal yang luar biasa bagi sebagian orang. Berbagai kemudahan akan didapatkan jikalau tiket tersebut sudah berhasil digenggam. Orang yang mendapatkan tiket ini biasanya juga bukan sembarangan orang. Dalam artian ada sesuatu pada dirinya yang dinilai berharga bagi orang lain, khususnya bagi yang memiliki kekuasaan. Berharga karena langka, sesuai dengan standar yang mereka tetapkan, dan pastinya cocok dalam visi dan misi dengan pemegang kekuasaan.
Golden Tiket secara harfiah merupakan tiket secara tersirat yang dipegang oleh seseorang, biasanya berkaitan dengan kedudukannya di hadapan manusia. Seseorang yang berjuang mati-matian demi Golden Tiket tentu akan berupaya untuk melakukan apapun yang nantinya diharapkan akan ada pujian dan berbagai ucapan-ucapan selamat. Dalam karir mungkin akan terlihat dari melejitnya karir yang dimiliki dan harapan kebahagiaan yang diraih. Selain itu orang-orang ini ingin statusnya di mata manusia meningkat. Ingin dikenal, ingin dihargai, dan ingin diwujudkan semua impiannya.
Sayang Golden Tiket ala manusia pun sukar untuk didapatkan. Pengalaman mengajarkan berbagai ilmu yang tak ternilai harganya dalam kaitannya dengan tiket ini. Menjalani keseharian dengan berbagai individu yang berbeda, tentu menawarkan banyak kisah suka dan duka. Seseorang yang terus berjuang dengan ambisinya tersebut, pasti merasakan jatuh bangun dalam mengejar tiket tak berkesudahan itu.
Terkadang orang-orang seperti ini patut dikasihani, atas ketidakpahamannya terhadap apa yang dikejar selama ini. Berjuang untuk tampil maksimal di depan manusia, sedangkan manusia itu beda kepala beda pemikiran. Hari ini dipuji, minggu depan mungkin punishment yang didapatkan secara tersirat maupun secara tersurat. Herannya orang-orang yang sudah mendapatkan punishment ini malah tetap bersikukuh untuk merebut lagi tiket yang semakin menjauh di depan mata. “Apalagi yang diharapkan ?”
Apapun dilakukan agar terlihat sempurna, dan tentunya rela berkorban demi tiket itu. Padahal ada tiket lain yang terbuka lebar untuk kebahagiaan manusia tidak hanya di dunia tapi juga untuk akhirat kelak. Sesuatu yang harus diprioritaskan bukan untuk di nomor duakan. Balasan yang akan diterima, sesuai dengan yang dilakukan, berbuat baik pasti akan dibalas dengan yang baik, begitupun sebaliknya. Beda dengan perjuangan di depan manusia. Bisa saja yang salah akan menjadi benar, dan yang benar akan menjadi salah.
Jadi sebelum mengejar status di hadapan makhluk ciptaan Allah SWT, pastikan status di hadapan Sang Pencipta telah jelas arah dan tujuannya, hingga kebahagiaan dunia akhirat bisa didapatkan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW,
“Sungguh orang yang diselamatkan oleh Allah SWT dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, itulah kebahagiaan yang hakiki.”
Lili Andriani: Dosen STIKES Harapan Ibu Jambi