Bersyukur Meyambut Ramadhan, Bulan Penuh Ampunan

Bersyukur Meyambut Ramadhan, Bulan Penuh Ampunan

Agama Opini

Tidak terasa bulan Ramadhan sudah mendatangi kita, bulan yang awalnya keberkahan, pertengahannya pengampunan, akhirnya pembebasan dari api neraka, Rasulallah saw memberikan perhatian khusus untuk bulan ramadhan ini, sehingga di akhir bulan sya’ban beliau bersabda tentang pentingnya bulan Ramadhan, diantara sabda beliau, “Barangsiapa yang mengamalkan amalan sunnah, akan diberi pahala amalan fardhu, dan barangsiapa yang mengamalkan amalan fardhu, akan dilipatkangandakan tujuh puluh kali lipat”. (Hadis)

Bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, merupakan salah satu cara kita untuk menyambut bulan Ramadhan, bersyukur sebagaimana firman Allah swt, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim/14: 7).

Bagaimana cara bersyukur kepada Allah? Pertama, Meyakini bahwa semua yang kita miliki adalah milik Allah swt, diri, harta, dan waktu adalah semua milik Allah swt, sebagaimana firman-Nya, “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun,” (QS. Al-Baqarah/2: 156). Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

Kedua, menceritakan nikmat-nikmat yang Allah swt berikan kepada kita, sebagaimana firman-Nya, “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.” (QS. Adh-Dhuha/93: 11), mengungkapkan kepada orang-orang bukan bermaksud riya’, namun bermaksud berbagi atas nikmat yang Allah berikan kepada kita, karena jika nikmat yang Allah berikan kita bicarakan, maka akan mudah terkesan dalam hati kita, karena mulut kita lebih dekat dengan hati, maksud dari mengutarakan itu adalah untuk diri kita sendiri, bukan untuk orang lain.

Ketiga, menggunakan diri, waktu, dan harta kita sesuai dengan perintah Allah swt, karena memang kita ini adalah hamba Allah swt, sebagaimana firmannya, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat/51: 56). Menjadi hamba Allah swt sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulallah saw, karena setiap yang dilakukan sesuai dengan Rasulallah saw akan mendapatkan pahala sunnah, dan akan dicintai Allah swt, firman-Nya, “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran/3: 31).

Ramadhan bulan Al-Qur’an, bulan diturunkan Al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan,” (QS. Al-Qadr/97: 1). Dengan datangnya ramadhan kita memperbanyak bersyukur, mengutarakan nikmat, menggunakan diri, waktu, dan harta kita sesuai dengan perintah Allah swt. Salah satunya adalah dengan mendalami Al-Qur’na, mulai dari bacaan sampai penafsirannya.

 

Dr. M. Syukri Ismail, MA

(Dosen Institut Agama Islam Yasni Bungo)

Bagikan via:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *