Menjadi seorang ibu adalah sebuah tanggung jawab besar bagi setiap perempuan. Tatkala rasulullah SAW, dalam banyaknya sabdanya menyerukan perintah untuk menjadikan ibu sebagai insan yang diutamakan untuk dilayani dan dihormati, hingga pernyataanya diulang sampai tiga kalisebelum disebutkan sosok ayah.
Mengemban amanah berat yaitu madrasatul ula bagi anak-anaknya, agar pantas menyandang penghormatan yang dicetuskan rosulullah SAW didalam kalimah mulianya.
Namun demikian bukanlah perempuan diembankan tugas berat sepanjang perjalanan tanpa adanya petunjuk, pedoman dan arahan, yang dapat menguatkan langkah, mempertegas prinsip dan menghalau ketidaktahuan. Lentera petunjuk oleh Allah SWT dan rosulNya senantiasa memandu setiap langkah kehidupan.
Sembari ibadah puasa romadhon 1441 H, dengan wabah yang menambah ujian iman pada bulan suci nan diberkahi. Berbagai aktivitas dituntut untuk dikerjakan dirumah, dunia bak mati suri beberapa waktu.berbagai sajian ditelevisi menyediakan santapan-sanapan yang mengundang tawa dan merehatkan piker dari hiruk pikuk permasalahan duniawi.
Dari berbagai jenis tontonan yang ada, serial kartun anak-anak “ nussa dan rara” cukup menarik perhatian saya saat ini. Semenjak kartun itu ditayangkan pada awal romadhon, 24 april 2020 saya selalu mengikuti episode demi episodenya setiap hari.
Menonton tontonan yang bergenre animasi anak bukanlah hobby saya sebelumnya, tapi untuk yang satu ini memiliki makna yang lebih besar dari sekedar kartun animasi. Didalam kartun “ nussa dan rara” selalu menyuguhkan persoalan-persoalan ringan dalam keseharian yang dituangkan dalam adegan nasehat dan tindakan serta curahan-curahan ilmu yang berlandasan referensi akurat dari sosok ibu yang memperkuat pesan yang dibawakan kartun tersebut.
Sebagai seorang wanita yang berlatar belakang pendidikan islam, saya merasa malu dan bercermin diri bahwa jika kelak saya diberi kesempatan untuk menikah dan diberi amanah buah hati, saya hanya dapat memberikan ocehan ocehan kejengkelan jikalau anak saya melakukan kesalahan. Ilmu yang saya punya saat ini masih sangat minim untuk menuangkan nasehat yang berlandasan hadist atau yang bereferensi pada cerita rosulullah dan sahabat.
Atau bisa saja saya terlalu sibuk menekankan pendidikan dunia agar sang buah hati hidup secara kompetitif untuk sukses secara materil dan hidup serba berkecukupan.
Kegundahan diatas adalah sebuah pola pikir yang harus diubah, betapa banyak generasi penerus cetakan orang tua yang salah mindset, alih-alih memberikan contoh yang baik kebanyakan hanya sibuk dengan urusan masing-masing dan gagal dalam mengemban tanggung jawab.
Sebagaimana sabda Rosulullah SAW dari Abu Hurairah R.a yang artinya: “ Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orang tuanya yang menjadikan anaknya beragama Yahudi, Nasrasi atau Majusi”.( HR. Bukhari)
Makna dari hadist tersebut adalah setiap anak yang dilahirkan dibumi adalah manusia suci tanpa dosa, lalu kedua orangtuanya lah yang menjadikan baik buruknya akhlak anak tersebut. Ibarat kertas putih orang perlu mewarnainya dengan ilmu dan iman, agar apa yang tergoreskan bukanlah coretan absurt tanpa makna atau tinta hitam yang merusak keindahan.
Mungkin didalam praktiknya teori-teori yang mengulas cara mendidik anak tidaklah semudah itu untuk diterapkan, perlu ketekunan dan konsistensi yang fokus pada tujuan.
Dimana kadang yang dihadapi bukan hanya penanaman pemahaman pada ladang pemikiran yang kosong, diberbagai kondisi banyak dijumpai permasalahan yang berbeda, ada yang perlu memangkas ladang semak belukar sebab terlanjur dibiarkan karakter negatif berkembang. Pada kondisi ini tentu membutuhkan tenaga ekstra baik rohani maupun jasmani agar tercapai keberhasilan dalam mendidik anak, sebagai tolak ukur kesempurnaan menjadi seorang ibu.
Ibu yang baik akan berusaha belajar ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan segala elemen yang memuat dasar- dasar dalam pendidikan anak yang tentunya bersumber dari Al- quran dan Hadist, guna memperluas pengetahuan dan mempertajam pemahaman. Yang perlu kita sadari juga bahwa kontribusi dari sosok ayah juga amat penting.
Besar harapan agar kita semua dapat menjalani tanggung jawab dengan baik pada setiap amanah yang diberikan baik yang ada sekarang atau nanti.
Penulis adalah mahasiswi Institut Agama Islam YASNI Bungo, Jambi.