Sebagai seorang muslim, berakhlak dan berilmu merupakan dua hal yang penting dalam menjalani kehidupan, ketika seseorang memiliki akhlak yang baik, masyarakat akan mudah menerima, karena akhlak yang baik akan tercermin dari perilaku seseorang. Sedangkan ilmu merupakan sebuah keistimewaan yang mampu membuat manusia unggul terhadap makhluk lainnya. Ilmu dan akhlak memiliki peran penting dalam Al-Qur’an.
Akhlak disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 2 kali dengan kata Khuluq, sementara Ilmu disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 774 kali. Namun kenapa Islam menempatkan akhlak pada posisi yang lebih tinggi dari ilmu? Bukankah Allah menunjukkan keunggulan manusia atas makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang lain dengan memberikan pengetahuan? Bahkan Allah SWT mengajarkan Nabi Adam As tentang nama-nama benda didunia ini sebagai bentuk pengetahuan. Dan ini diabadikan dalam QS. Al-Baqarah;31. Dan bukankah Allah berfirman dalam QS. Al-‘Alaq bahwasannya kita diperintahkan untuk mencari ilmu pengetahuan dan bukankah Allah berfirman pula dalam QS Al-Mujadilah;11 bahwasannya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu?
Nabi Muhammad SAW diutus kepada umat manusia dengan ajarannya yaitu Islam, tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia (HR. Al-Baihaqi). Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab:21.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-Ahzab;21).
Dan Sabda Nabi Muhammad SAW:
أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Artinya: Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya. (HR. Tarmizi).
Akhlak berasal dari kata khuluq yang berarti tabiat atau sifat. Akhlak tertuju pada karakter atau perilaku seseorang dalam berinteraksi baik kepada Allah SWT, manusia, dan alam. Tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dan tidak menyembah selain kepada Allah merupakan Akhlak manusia terhadap Allah SWT. Menjaga kesabaran, tidak mudah marah, menerima ketetapan Allah, rendah hati, menghormati orang lain, berbuat baik, mencegah perbuatan keji dan mungkar dan sebagainya, merupakan akhlak manusia kepada manusia sedangkan akhlak manusia kepada alam adalah dengan menghormati alam, menjaga kebersihan, merawat lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya, tidak merusak tumbuhan dan hewan.
Sementara Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses belajar. Lalu siapakah orang yang berilmu itu? Apakah orang yang biasa kita sebut sebagai orang pintar, cerdas, jenius? Atau orang-orang yang berhasil menempuh pendidikan S1, S2, S3 atau bahkan seorang Profesor? Jawabannya adalah bukan. Kata Allah SWT orang yang berilmu adalah hamba Allah yang memiliki sifat Yakhsya yang tinggi kepada Allah SWT QS. Fatir:28 اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ yaitu rasa takut yang pada akhirnya menjadikan manusia itu berhati-hati dalam bersikap.
Selain daripada itu, Allah SWT juga berfirman dalam QS. Al-Baqarah:269.
يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
QS. Ali-Imran: 190
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
Pada akhir ayat ini, Allah memuji orang yang berakal dan mau berpikir. Mereka selalu ingat dan waspada serta dapat mengetahui apa yang bermanfaat dan dapat membawanya kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ketiga ayat ini, menjelaskan bahwa dengan ilmu seseorang akan lebih memahami bagaimana kehidupan diciptakan dan mendalami pengetahuan tentang kuasa Allah SWT sebagai sang maha pencipta. Orang berilmu akan takut melakukan hal-hal yang mengandung dosa karena ia memiliki pengetahuan akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.
Rasulullah SAW selalu berpegang pada Alquran sehingga akhlak mulia muncul atas ketaatan dalam menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Dalam Al-Qur’an, ilmu dan akhlak disebutkan sebagai dua unsur penting dalam kehidupan seorang muslim. Keduanya memiliki hubungan yang erat dan saling berkesinambungan. Manusia perlu meningkatkan bekal ilmu untuk menghasilkan amal dan perilaku baik. Ilmu harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sementara akhlak harus didasari oleh ilmu pengetahuan.
Dapat kita fahami bahwa hasil akhir dari ilmu adalah akhlak. Akhlak yang baik adalah esensi dari keimanan dan merupakan landasan utama yang harus dimiliki oleh setiap orang yang berilmu. Akhlak yang baik akan membedakan diri kita sebagai manusia dengan makhluk lainnya, serta mengangkat manusia kederajat yang tinggi dan mulia. Sedangkan akhlak yang buruk akan membinasakan diri manusia itu sendiri. Dan karena itulah manusia disebut dalam Al-Qur’an sebagai khalifah dibumi.
OLEH: DEASY HARDIYANA, S.Kom.I., M.Ag