Alquran adalah kitab suci umat Islam dan Alquran diturunkan Allah sebagai sumber hukum serta pedoman hidup bagi setiap muslim, yang didalamnya terkendung pengetahuan tentang akidah, akhlaq, ibadah, mu’amalah, sejarah, hukum dan ilmu pengetahuan sains.
Maka atas dasar inilah, kita harus senantiasa membaca, mempelajari dan memahami maknanya dan dijadikan dasar dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup, jika kita tidak mempelajari dan mengamalkannya?
inilah realita yang nyata terjadi saat ini. Alquran menjadi asing pada telinga sebagian umat Islam itu sendiri, terkhusus pada pemuda Islam generasi Gen Z. Dalam hal ini, apakah mereka yang salah? Tentu tidak! Karena kesalahan itu bisa jadi datangnya dari diri kita sebagai orangtua, pemerintah, tokoh Agama dan tokoh Masyarakat. Karena, kurangnya memberikan perhatian kepada mereka.
Sehingga mereka cenderung menonton film, bermain game, membaca novel, mendengarkan dan menghayati musik yang sedang populer dari pada mendengarkan lantunan ayat suci Alquran. Dan mirisnya, saat ini masih banyak diantara kita yang belum bisa membaca Alquran, terkhusus pemuda Islam. Sehingga hanya sedikit yang diketahuinya tentang Alquran.
Dan apabila keadaan ini terus berlanjut, maka akan punah pemuda Islam yang faham akan agamanya dan bisa jadi hilangnya peradaban Islam. Maka apa yang dikhawatirkan Rasul dalam sabdanya akan terjadi, yaitu kalian (umat Islam) saat itu banyak, akan tetapi kalian (umat Islam) seperti buih dilautan. Dan penyebabnya adalah karena kalian (umat Islam) sudah terlalu cinta dunia dan takut mati.
Alquran bukanlah dongeng, Alquran bukanlah karangan Malaikat Jibril dan Alquran bukan pula karangan Nabi Muhammad. Akan tetapi Alquran adalah in huwa illaa wahyuy yuuhaa (QS. An-Najm:4). Alquran adalah Kalamullah diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril As, yang kandungannya sangat berperan penting bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan di dunia untuk mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
OLEH: DEASY HARDIYANA, S.Kom.I., M.Ag