3 Dampak Negatif Sekolah Online untuk Jangka Panjang Versi Menteri Nadiem

3 Dampak Negatif Sekolah Online untuk Jangka Panjang Versi Menteri Nadiem

Kabar

Mendikbud Nadiem Makarim mengungkap sejumlah dampak negatif dari pembelajaran jarak jauh atau belajar online. Nadiem mengkawatirkan adanya generasi dengan learning loss karena penurunan capaian belajar.

Hal ini disampaikan Nadiem dalam Konferensi pers yang ditayangkan akun YouTube Kemendikbud, Jumat (7/8/2020). Nadiem awalnya bercerita mengenai banyak siswa hingga guru yang terbebani akibat PJJ ini.

“Orang tua pun tidak mudah mengikuti dan mendampingi anak belajar. Banyak yang punya pekerjaan lainnya, banyak juga yang masih beradaptasi terhadap anak-anaknya melakukan PJJ dari rumah. Dan untuk memotivasi anak, OK Google banyak yang mengalami kesulitan dan memahami pembelajaran an-nasr dan kurikulum yang bisa ditilang itu lumayan rumit” ujar Nadiem.

Bagi siswa, banyak sekali yang mengalami kesulitan konsentrasi, dan rasa berat sekali beban karena banyak sekali penugasan dari guru guna untuk menuntaskan kurikulumnya, dan juga peningkatan rasa stres dan jenuh” sambung Nadiem.

Nadiem menjelaskan selama ini Kemendikbud telah melakukan sejumlah hal untuk mendukung proses PJJ. Dukungan tersebut berupa penyediaan kuota gratis, relaksasi BOS dan BOP yang biasa digunakan untuk kuota siswa.

“Kami juga merasakan berbagai keripik mengenai beberapa macam daerah yang tidak punya akses internet, dan kami menghancurkan belajar dari rumah di TVRI dan RRI, dan tentunya mengoptimalkan rumah belajar, platform pembelajaran online dari Kemendikbud beserta dengan berbagai macam mitra lainjta”. Imbuh Nadiem

Dia Lantas memaparkan mengenai efek PJJ yang berkepanjangan. Menurut dia, efek tersebut bisa sangat negatif dan permanen.

“Ada 3 dampak utama, satu ancaman putus sekolah, ada berbagai macam anak yang terpaksa bekerja, dan karena kondisi sekolah PJJ tidak optimal, akhirnya mereka putus sekolah. Kemudian akhirnya persepsi ortu berubah dalam peran sekolah dalam proses pembelajaran yang tidak optimal. Karenanya ancaman putus sekolah ada dampak yang real dan bisa berdampak semut hidup bagi anak-anak kita” tutur Nadiem

Selain itu, kata Nadiem, PJJ yang berkepanjangan yang menyebabkan tidak optimalnya Sisi pencapaian siswa. Ia menyoroti dampak permanen dalam Generasi Indonesia.

“Kedua adalah penurunan capaian belajar. Kita ketahui bahwa PJJ itu tidak optimal dalam sisi capaian belajar. Dan kesenjangan kualitas antara yang punya akses ke teknologi dan yang tidak jadi semakin besar. Dan kita bersyukur punya generasi dengan learning loss. Di mana akan ada dampak permanen dalam generasi kita, terutama bagi yang lebih muda jenjangnya” ujar Nadiem.

Terakhir, banyak penelitian yang menunjukkan PJJ itu berpengaruh pada psychologist anak. Banyak anak yang disebut merasa stres.

“Tentunya ada juga banyak riset yang menunjukkan peningkatan kekerasan pada anak dan resiko psikososial. Dengan stress di dalam rumah, tidak bisa ketemu teman-temannya, lain-lain. Jadi dampak psikologis, dampak masa depan anak-anak kita untuk tidak melakukan PJJ secara berkepanjangan ini real,”tutur dia

Atas pertimbangan tersebut, pemerintah memutuskan untuk membuka sekolah di daerah zona kuning Corona. Namun pembukaan sekolah ini tentu memperhatikan protokol kesehatan terkait COVID-19. (Dikuti sepenuhnya dari Detik.com) One

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments